Masyarakat sangat mudah mendapatkan berbagai obat. Apotek, bahkan toko
obat, menjadi tempat pembelian obat untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Cukup banyak jenis obat yang bisa didapat tanpa membutuhkan
peresepan obat oleh dokter. Namun ada pula beberapa obat yang harus
dibeli dengan resep dokter dan hanya tersedia di rumah sakit.
Apa yang dimaksud dengan obat
Obat-obatan adalah komponen bahan kimia
yang telah dibuat dan digunakan dengan tujuan menyembuhkan, mengurangi
tanda dan gejalanya, bahkan mampu mencegah penyakit. Di rumah sakit,
seorang dokter memerlukan obat-obatan tertentu, sifatnya lebih spesifik,
yang secara khusus diperlukan sebagai upaya penyelamatan jiwa.
Setiap tahun, seorang anak usia dibawah 5
tahun, sekitar 6-8 kali pertahun atau lebih, akan berobat ke dokter
karena masalah demam, batuk pilek, nyeri menelan atau sakit telinga.
Setelah bertemu dengan dokter, orang tua menginginkan anaknya mendapat
resep obat dan sebagian orang tua merasa lebih yakin anaknya akan segera
sembuh apabila diantara obat-obatan tersebut terdapat obat antibiotik.
Tidak jarang orang tua meminta secara
khusus kepada dokter untuk meresepkan antibiotik dan akan kecewa apabila
dokter tersebut tidak memenuhi keinginannya. Selanjutnya pada
kesempatan lain, di saat anaknya sakit kembali orang tua akan langsung
membelikan antibiotik untuk anaknya tanpa berobat ke dokter atau tanpa
peresepan oleh dokter.
Apa yang dimaksud dengan antibiotik
Hampir setiap anak pernah mendapat
antibiotik, yaitu obat yang mampu membunuh bakteri penyebab infeksi.
Seorang dokter akan meresepkan antibiotik apabila dari pemeriksaan
ditemukan tanda dan gejala infeksi bakteri, yang dapat berupa demam
disertai nyeri tenggorok, nyeri telinga, sesak napas, nyeri saat buang
air kecil, maupun keluhan lain. Antibiotik dapat bekerja langsung
membunuh bakteri atau mencegahnya memperbanyak diri, sehingga
bersama-sama dengan sistem daya tahan tubuh, infeksi bakteri dapat
diatasi.
Antibiotik mulai digunakan pertama kali
pada tahun 1940-an dan pada saat itu merupakan suatu temuan yang sangat
hebat, sangat berguna, dan mampu mengubah sejarah dunia kesehatan. Dapat
dikatakan, pada saat itu, para peneliti dan dokter optimis bahwa kelak
seluruh penyakit infeksi bakteri dapat diatasi dengan antibiotik.
Ternyata harapan tersebut tidak
sepenuhnya dapat dicapai karena bakteri tidak dengan mudah dibunuh
dengan antibiotik. Pemberian antibiotik secara terus menerus secara
tidak tepat, baik itu dalam hal indikasi pemberian, dosis, dan lamanya
pemberian, ternyata dapat menyebabkan terjadinya resistensi terhadap
bakteri.
Tidak semua penyakit disebabkan oleh
infeksi bakteri dan tidak semua infeksi disebabkan oleh bakteri. Oleh
karena itu dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai beberapa kuman
penyebab infeksi. Dengan demikian diharapkan penjelasan ini mampu
membantu para orang tua untuk mengerti apakah anaknya membutuhkan
antibiotik atau tidak pada saat anak tersebut sedang sakit.
Kapan anak saya membutuhkan antibiotik
Terdapat dua macam kuman yang sering
menyebabkan seorang anak jatuh sakit, yaitu bakteri dan virus. Bakteri
adalah mahluk hidup yang terdiri dari satu sel dan sebenarnya terdapat
di sekitar kita bahkan di dalam tubuh manusia juga ada dan jumlahnya pun
sangat banyak melampaui jumlah sel manusia. Sebagian besar bakteri
tidak menyebabkan penyakit bagi manusia, sebagaimana Lactobacillus yang
hidup dalam usus dan membantu proses pencernaan. Namun ada pula bakteri
yang menyebabkan penyakit, mengganggu keseimbangan dan kesehatan tubuh.
Dalam hal ini, antibiotik diperlukan untuk menghambat bahkan mematikan
bakteri tersebut sehingga penyakit akibat bakteri dapat disembuhkan.
Berbeda dengan bakteri, virus adalah
mahluk yang memerlukan sel hidup untuk dapat tumbuh dan berkembang.
Untuk menghambat atau memusnahkannya tidak dapat menggunakan antibiotik.
Antibiotik tidak dapat melawan virus.
Penggunaan Antibiotik yang Tidak Tepat
Pemberian antibiotik untuk kondisi batuk
pilek akibat virus bukanlah hal yang benar karena cara kerja antibiotik
bukanlah untuk membunuh virus, tapi membunuh bakteri. Pemberian
antibiotik yang tidak tepat, pemberian antibiotik berulang-ulang pada
penyakit yang bukan disebabkan oleh bakteri dapat mengakibatkan efek
buruk, berupa berubahnya sifat bakteri menjadi bakteri kebal yang akan
sulit diatasi dengan pemberian antibiotik. Bila pada satu masa bakteri
sangat responsif terhadap sebuah antibiotik, dengan berjalannya waktu
karena bakteri tersebut sudah mengenal antibiotik yang sama terus
menerus, bakteri tersebut akan berubah menjadi resisten. Bakteri ini
disebut bakteri yang resisten, sedangkan obatnya akan menjadi antibiotik
yang bersifat resisten atau antibiotik resisten.
Kondisi resistensi terhadap antibiotik
ini merupakan masalah yang serius dan sering dijumpai terutama di negara
berkembang, bahkan badan dunia kesehatan (World Health
Organization)/Centers for Disease Control and Prevention (CDC) secara
khusus menyebutkan sebagai salah satu masalah paling sulit diatasi dalam
kesehatan masyarakat.
Satu macam antibiotik mungkin akan mampu
membunuh bukan saja berbagai macam bakteri yang jahat dan berbahaya
buat manusia, bahkan bakteri yang baik dan penting untuk menjaga agar
tubuh kita tetap sehat sebagaimana bakteri yang ada dalam pencernaan
kita, sehingga efek jangka panjangnya dapat terjadi gangguan pencernaan.
Bagaimana menggunakan antibiotik secara aman
Apabila orang tua mendapatkan anaknya
sakit, pastikan anak tersebut berkonsultasi ke tenaga kesehatan yang
tepat. Tanyalah dokter anda, apa yang menyebabkan anak anda sakit.
Dokter akan menganalisis dan menjelaskan kemungkinan sebab penyakit,
baik melalui pemeriksaan secara langsung maupun dengan bantuan
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan pencitraan (rontgen).
Sebagai upaya pengobatan, dokter mungkin memberikan antibiotik dan
mungkin pula tidak karena anak anda tidak memerlukannya. Sehingga
janganlah meminta pemberian antibiotik kepada anak anda apabila dokter
memutuskan untuk tidak memberikannya.
Apabila anda merasa, anak anda hanya
mengalami batuk pilek biasa, yang umumnya hanya memerlukan istirahat,
banyak minum, dan obat-obatan untuk mengurangi tanda serta gejalanya,
atau dengan kata lain kemungkinan besar akibat virus, janganlah orang
tua memberikan antibiotik. Namun apabila gejala tersebut makin parah
atau walaupun tetap ringan namun berlangsung cukup lama, segeralah ke
dokter. Sehingga dokter akan memutuskan perlu tidaknya pemberian
antibiotik.
Orang tua harus ingat selalu bahwa
antibiotik hanya ampuh untuk mengobati infeksi akibat bakteri apabila
diberikan dalam dosis yang tepat, frekuensi yang tepat, dan dalam jangka
waktu yang ditentukan oleh dokter. Apabila ada keraguan terhadap cara
pemberian obat, tanyalah farmasi di apotek tempat orang tua menyerahkan
resep dokter.
Setiap obat, termasuk antibiotik
membutuhkan beberapa waktu untuk melihat respon hasil yang diinginkan.
Mungkin dibutuhkan 2-3 hari bahkan lebih untuk pemberian antibiotik agar
anak sembuh. Namun apabila anak sudah tampak sehat namun antibiotik
yang diberikan masih cukup banyak, jangan antibiotik tersebut langsung
dihentikan. Berilah antibiotik, sesuai dengan yang telah diresepkan
dokter. Namun apabila antibiotik bersisa, buanglah. Jangan memberikan
kepada siapa pun.
Jangan sekali-kali memberikan
antibiotik, mengikuti cara yang pernah diberikan oleh dokter, kepada
anak atau siapa pun yang menurut anda memiliki tanda dan gejala penyakit
yang sama. Baik di apotek dan toko obat. Karena penilaian anda sangat
mungkin salah, sehingga pemberian antibiotik akan salah pula. Pada
akhirnya akan memicu antibiotik resisten.
Jangan membiasakan diri dan beritahu orang tua lain, untuk membeli antibiotik tanpa resep dokter di apotek maupun toko obat.
Dengan informasi bagaimana menggunakan
antibiotik secara benar, kami berharap orang tua mengetahui bahaya dari
membeli antibiotik sendiri.
Sumber: http://idai.or.id
Gambar diambil dari: http://npid-pass.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar